Mengenal Perayaan Obon di Jepang: Merayakan Roh Leluhur dengan Tradisi dan Kebersamaan


(jrailpass.com)


Catataninfoku.online -- Perayaan Obon, atau dikenal juga sebagai Bon Festival, adalah salah satu festival tradisional paling penting di Jepang. Festival ini diadakan untuk menghormati arwah leluhur yang diyakini kembali ke dunia ini selama beberapa hari untuk berkumpul dengan keluarga mereka. Obon biasanya berlangsung selama tiga hari, dengan tanggal yang bervariasi di setiap daerah. Di sebagian besar wilayah Jepang, Obon dirayakan pada pertengahan Agustus.


Asal Usul dan Makna Obon


Obon berasal dari tradisi Buddhis yang disebut Urabon-e, yang berarti "pembebasan dari penderitaan." Menurut legenda, seorang murid Buddha bernama Mokuren melihat ibunya menderita di dunia roh. Untuk membebaskannya, Mokuren melakukan berbagai amal dan persembahan, yang kemudian menjadi dasar dari tradisi Obon. Perayaan ini menggabungkan unsur-unsur Buddhis dengan kepercayaan Shinto, yang menekankan penghormatan terhadap leluhur.


Tradisi dan Aktivitas Selama Obon


1. Mukaebi dan Okuribi (Api Penyambutan dan Perpisahan)

   - Pada awal Obon, keluarga menyalakan mukaebi (api penyambutan) di depan rumah mereka untuk memandu roh leluhur kembali. Pada akhir festival, okuribi (api perpisahan) dinyalakan untuk mengantar roh kembali ke dunia mereka.


2. Bon Odori (Tarian Obon)

   - Salah satu aspek yang paling dikenal dari Obon adalah Bon Odori, tarian tradisional yang dilakukan di berbagai tempat, termasuk kuil, taman, dan jalan-jalan. Tarian ini berfungsi sebagai bentuk penghormatan dan kegembiraan dalam menyambut arwah leluhur.


3. Mengunjungi Makam dan Menyajikan Persembahan

   - Keluarga Jepang mengunjungi makam leluhur mereka untuk membersihkan dan menghiasnya dengan bunga, lampu lentera, dan makanan persembahan. Ini adalah saat yang penting untuk berdoa dan menunjukkan rasa hormat kepada mereka yang telah meninggal.


4. Toro Nagashi (Melayang Lentera)

   - Pada akhir Obon, lentera kertas dengan lilin di dalamnya dilepaskan ke sungai atau laut, yang melambangkan pengiriman kembali roh-roh leluhur ke dunia roh. Pemandangan lentera yang melayang di atas air menciptakan suasana yang tenang dan khidmat.


 Signifikansi Sosial dan Budaya


Obon bukan hanya waktu untuk mengenang leluhur, tetapi juga kesempatan bagi keluarga untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama. Banyak orang yang tinggal jauh dari kampung halaman mereka akan kembali selama Obon, mirip dengan tradisi mudik di Indonesia selama Hari Raya Idul Fitri. Perayaan ini juga memperkuat rasa komunitas dan kebersamaan di antara tetangga dan teman.


 Variasi Regional


Meskipun inti dari perayaan Obon tetap sama, ada variasi dalam cara merayakannya di berbagai daerah di Jepang. Misalnya, di Kyoto, perayaan Gozan no Okuribi terkenal dengan lima api unggun besar yang dinyalakan di bukit-bukit sekitar kota. Di daerah lain, seperti Okinawa, Obon dirayakan dengan tarian Eisa yang khas.




Perayaan Obon adalah waktu yang sakral dan penuh makna bagi masyarakat Jepang. Melalui berbagai tradisi dan ritual, Obon mengingatkan kita akan pentingnya menghormati leluhur, menjaga ikatan keluarga, dan memperkuat komunitas. Bagi banyak orang, Obon adalah saat untuk merenung, bersyukur, dan merayakan kehidupan bersama mereka yang telah mendahului kita.


Selama perayaan ini, Jepang menjadi tempat di mana masa lalu, sekarang, dan masa depan bersatu dalam harmoni, menciptakan pengalaman yang mendalam dan berkesan bagi semua yang berpartisipasi.

Posting Komentar

0 Komentar